Yang Baik, Yang Kurang Baik
Foto diambil Mas @hafidznovalsyah di dalam eksibisi di area Dam Square, Amsterdam.
Sehari setelah Hari Sampah Plastik Nasional di tanggal 22 Februari, selesai juga menulis postingan ini setelah sekian lama nyantol di kepala. Beberapa saat yang lalu saya berakhir membaca sebuah forum online. Mereka sedang membahas imbauan untuk stop plastik dan beberapa di antara mereka berpendapat kalau imbauan itu tidak strategis.
"Kita kan masih butuh plastik sehari-hari, konyol aja kalau penggunaan plastik dilarang"
Saya setuju. Dalam beberapa hal memang kita tidak bisa menghindari plastik: saat ke apotek membeli obat racikan, saat bersentuhan dengan sampah infeksius, saat belum bisa tidak mengkonsumsi produk sachetan. Ada banyak sekali situasi dimana kita ga bisa menghindari plastik sama sekali untuk alasan kesehatan, kepraktisan, sampai waktu. Memang untuk mengubah kebiasaan ini butuh usaha ekstra, mengusik kenyamanan kita yang selama ini dimanja sama single use plastic, dan membutuhkan rencana yang diniati. Untuk stop plastik sama sekali memang saya ga setuju.
Tapi untuk mengurangi plastik, saya on board.
Karena faktanya plastik itu diurai di tempat pembuangan membutuhkan ratusan tahun, sampai di lautan pun bisa terurai jadi microplastic yang dimakan sama ikan, ikan dimakan burung dan manusia. Belum lagi ada banyak kasus binatang di lautan itu ga bisa bedain mana plastik mana makanan dan harus mati, juga yang ga sengaja terluka karena sedotan (ingat foto kura-kura yang viral?), dll. Sampai sini saya rasa semua setuju kalau lebih banyak plastik yang berakhir di landfill dan lautan akan meningkatkan resiko-resiko di atas.
"Harusnya dibikin waste management system yang lebih baik agar sampah plastik itu bisa diolah kembali, bukan malah dilarang"
Ini pun saya setuju. Tapi, masyarakat kita aja belum bisa disiplin sama namanya waste segregation di tempat umum, butuh waktu berapa lama sampai mereka bisa misahin sampah dalam skala rumah tangga? Coba sekarang kalau di tempat umum yang menyediakan tempat sampah sendiri-sendiri, lihat isinya. Berapa banyak yang membuang kemasan plastik ke kotak PLASTIC, berapa banyak yang buang sisa makanan ke kotak ORGANIC, dan yang buang bungkus kertas ke kotak PAPER? Saya rasa masih ada beberapa orang yang buang semua-mua sampah dia di satu kotak. Padahal dia ga perlu menyediakan tempat sampahnya sendiri. Bagaimana kalau dia harus memulai di rumahnya?
Seorang teman pernah memberitahu saya, "Tan, di Jepang tu ya orang ngasi plastik di toko gampang banget dan nyah nyoh banget. Tapi orang-orang sana tahu gimana harus memperlakukan plastik tadi dan tahu harus dibuang kemana, jadi ga berakhir merugikan"
Diambil dari story Mba @dkwardhani, di Indonesia, realitanya menurut Badan Pusat Statistik (BPS):
81% sampah kita tercampur atau dicampur di sumber.
10% terpilah di sumber namun akhirnya tercampur saat diangkut sehingga berakhir sia-sia
Hanya 9% yang terpilah dan dimanfaatkan.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH), sampah di Indonesia per hari mencapai 175.000 ton. Sebanyak itu hanya 7,5% terdaur ulang dan 69% sisanya dikirim begitu saja ke Tempat Pembuangan AKhir (TPA), sisanya dibakar secara terbuka, dikubur, dibuang sembarangan termasuk ke sungai dan laut kita.
(Oleh M. Bijaksana JuneRosano dari diskusi telegram #bijakkelolasampah)
Dari data itu saja ga terelakkan kalau kita masih sangat jauh dari angan-angan memisahkan sampah dan punya waste management system yang baik, meskipun bukan berarti itu tidak mungkin.
Menurut saya, masyarakat sekarang lebih mudah diajak mengurangi plastik ketimbang memisah sampah. Ajakan kurangi plastik lebih akan bisa diterima karena less ribet daripada satunya, dan barang substitusinya pun mudah didapatkan seperti tote bag, produce bag (yang sudah banyak juga DIY pembuatan produce bag dari gorden bekas, kain bekas baju dll), dan bentuk reusable bag lainnya. Jadi, imbauan untuk mengurangi plastik itu sudah sangat strategis menurut saya.
Lagipula, saat tidak bisa menghindari plastik tapi masih bisa memilah sampah di rumah tangga, kita bisa mendonorkan sampah plastik ke bank sampah yang sudah banyak sekali di negara kita tercinta ini. Bisa dilihat peta bank sampah di website Zero Waste Indonesia. Tapi sekali lagi, butuh usaha yang ekstra.
"Bilang stop plastik tapi bikin tumblr dari plastik"
Wah kalo ini saya ga bisa komentar deh, kan lagi ngomongin single use plastic bukan yaaa... Haha... Semoga bukan satire karena sedang punya masalah pribadi :p
Comments
Post a Comment