Masalah Sudut Pandang
Theres a lot of things that has been happened to me lately I dunno where to start :')
Pertama-tama adalah satu kejadian yang berkaitan dengan politik, dan ini berkaitan juga dengan orang yang sangat sangat saya cintai. Singkat cerita beberapa waktu yang lalu saya terlibat adu politik dengan beliau karena saya sudah ga bisa menahan diri untuk mengkritisi pemikiran beliau yang -sudah bukan saja tidak sejalan- tapi juga sudah ngawur. Selama ini saya diam karena beliau orang yang sangat sangat saya hormati dan kesalahan saya adalah mendebatnya saat itu (mendebat lho ya, bukan diskusi-karena sulit berdiskusi kalau sudut pandang sudah terlampau berbeda tanpa berakhir dengan debat panas).
Yang kedua, saya sudah kelewatan menegur seseorang karena yang beliau lakukan menurut saya kurang perlu. Dan seperti hal lain yang meskipun niat awal baik, kemungkinan hal untuk diterima sebaliknya itu sama besarnya.
Yang ketiga, saya merasa sangat sangat terganggu saat seseorang mengatur tentang kegiatan ikuti-berhenti mengikuti akun sosial media saya. Seakan tidak cukup sehari-hari saya sudah tidak lagi bebas berbuat apa terkait perilaku dengan handphone (yang jadi konsekuensi seorang 'Ibu' beranak satu yang memasuki usia balita. No hape, Bunda!) sekarang saya juga harus meladeni permintaan mengikuti, memberi penjelasan kenapa berhenti mengikuti, dsb. Buat saya selain itu ga sopan (sama sekali di luar domain kalian), hal itu juga mengganggu ketentraman hati akibat pertanyaan-pertanyaan yang bikin canggung.
Yang keempat, tepat sebelum Ramadhan kemarin saya mengalami 'tamparan' keras karena kegiatan saya belakangan yang sering jadi tempat curhat. Long shory short saya jadi terkesan mengadu domba karena saya mengemukakan satu dua hal ke si A tentang si B yang sebenernya tujuannya biar mereka ga sebel-sebelan lagi, cepet bisa baikan, dan tuduhan yang ga bener itu bisa ilang. Tapi apesnya, malah fire backwards. Ngerti kan, sial biyut.
Yang kelima, yang terakhir, adalah aksi bom bunuh diri yang dilakukan orang tidak bertanggungjawab di beberapa gereja di Surabaya, dan juga di Mapoltabes Surabaya yang jaraknya cuma 2 km dari tempat saya! Sudah bisa diprediksi, timeline facebook jadi 'rame'. Ekstrim kanan kiri pada sibuk kasi pendapat dan klarifikasi (?). Sampe puncaknya saya udah judeg banget dengan dunia online ini dan mencoba untuk... hiatus :)
Momennya juga pas, masuk Bulan Ramadhan. Kalo kita digital detox dan mengalihkan buat beribadah juga pasti pahalanya berkali lipat hari biasa, kan.
Selain karena sudah sebel itu lah saya juga jadi makin deket sama si mungil yang sekarang sudah minta 100% waktu bundanya untuk dia, selama dia bangun. Jadi makin dikit tuh saat dimana dia ngajak ngomong dan saya malah mematung lihat hape sambil berucap "Bentar Alya bunda lagi cari hiburan..."
Dipikir-pikir lagi, apa ya korelasi kelima hal diatas?
Persamaannya mungkin: Kelima-limanya sama-sama mengganggu saya. Dua, kelima-limanya ada karena saya losing consciousness sehingga bisa dibikin 'terganggu' dengan apa yang orang lain lakukan. Dan dirunut-runut lagi semuanya ada karena saya makin jarang punya waktu untuk being mindfull: meditasi, get some headspace, dan yoga. Ah! Sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan tetap 'lagom'.
Perbedaannya dari kelima hal tersebut adalah, ada yang saya jadi korban dan ada yang saya jadi pelaku. Tapi disitu-situ aja. Saat saya menegur, saya jadi pelaku. Saat saya diresehin, saya jadi korban. Dan ada masanya saya menegur terus orang kesal dan ada masanya saya ditegur dan saya kesal. Semua cuma masalah sudut pandang, kan?
Jadi keinget beberapa hari yang lalu saya baca tulisan Gobind Vashdev di IG beliau. Baca lengkapnya disini ya. Penggalannya yang sangat saya setujui berkaitan dengan kondisi saya saat ini adalah:
Marah pada mereka, tidak menyelesaikan masalah, sebaliknya kerugian akibat kemarahan berpotensi merusak diri ini.Sadarilah kemarahan ada dalam diri Anda dan tidak ada hubungannya dengan makhluk lain.Kemarahan dan kebencian adalah bel yang memanggil dari dalam, agar kita masuk dan bekerja pada pemahaman dan kesadaran diri.
See? Ga ada yang dirugikan selain saya sendiri!
Sekali lagi ini cuma masalah sudut pandang.
Comments
Post a Comment