My Choice of Books to Welcome 2018



Masih dalam edisi akhir tahun, biasanya apa sih yang kalian lakukan untuk menyambut tahun baru? Ya beberapa mungkin bilang 'sama aja ah, kaya hari-hari yang lain' 'ga ada yang perlu dibesar-besarin' 'ga ada yang perlu disambut atau dirayain'.

Hehe.

Pada kenyataannya tahun baru masih jadi perayaan yang jamak dilakukan oleh orang-orang di sekitar saya. Kalau saya sendiri sih lebih melihat tahun baru sebagai awal mula, restart yang baik untuk memulai sesuatu yang saya inginkan. Bikin resolusi itu udah jadi kebiasaan sejak 5 tahun belakangan, tapi mengutip dosen Advertising saya, Bu Didi, setiap goals itu harus measurable dan masuk akal. Jadilah saya kalo bikin resolusi ya yang masuk akal dan doable. Dan satu lagi karena saya suka banget bikin to-do list, resolusi yang ingin saya kerjakan daily biasanya saya jadikan to-do list di hari itu. Dan saya ada kecenderungan untuk menikmati kepuasan mencoret satu task yang udah kelar, jadi semangat tiap hari untuk 'menyelesaikannya'.

Nah, akhir tahun 2017 ini seperti tahun-tahun sebelumnya, saya mau bikin to-do list lagi yang dibreakdown jadi: daily, weekly, dan monthly. Dan tidak seperti tahun-tahun biasanya dimana saya cuma berpusat ke diri saya sendiri, kini ada resolusi yang menyangkut orang lain bahkan kemaslahatan umat, haha.

Singkatnya, resolusi 2018 saya adalah untuk mempraktikkan Mindfullness dan menjalankan gaya hidup untuk mencapai Wellness setiap hari.

Kira-kira awal tahun 2017 ini saya mulai follow blog-blog yang membahas soal praktik wellness, mindfullness, minimalism dan simplicity. Sejak saat itu saya gandrung sekali menerapkan gaya hidup ini di keseharian saya, yang pada kenyataannya sulit karena satu dan dua hal. Oleh karena itu, saya mau bener-bener bikin mind map dan to-do list yang jelas biar bisa mempraktekannya lebih serius. Semogaaa, Aamiin.

Dan di bawah ini saya mau cerita buku-buku yang saya baca berkaitan dengan memulai idup lebih sehat dan baik serta 'mindful' untuk mempersiapkan 2018 yang lebih baik lagi. (ps Mas Haf udah mulai rewel komplain kalo saya boros lagi, tapi kali ini rada mending boros di buku dah ga di fashion/ kosmetik haha peace sayang)

1. The Life-Changing Magic of Tidying Up (Marie Kondo)

Yang ngulik soal simplicity pasti udah pada kenal sama founder KonMari technique ini. Buat saya, buku ini wajib dibaca untuk memulai tahun baru karena: She doesn't lie! Her technique is magic, It changes the way you perceive things as a whole new perspective.


soft cover, Rp54.000,-

Sebenernya saya udah lama banget pengen beli bukunya Marie Kondo ini. Pernah titip teman saya juga, mba @chemitz untuk cariin pas di BBW yang English versionnya... Eh ga lama sebulan habis pulang kemaren, saya nemu buku ini dalam Bahasa Indonesia di rak New Arrival Gramedia! Langsung deh tanpa pikir panjang saya beli satu.

Nah, di dalam buku ini Kondo menjelaskan tentang praktek dan seni 'berbenah' yang benar. Ga cuma berbenah rumah, kalau kita bisa menerapkannya dengan baik maka sampai ke cara pikir kita, cara pandang akan suatu hal juga bisa ikut-ikutan berubah lho. Kondo menyarankan kita untuk menyimpan benda-benda yang hanya memancarkan kebahagiaan or sparks joy. Kedengeran simpel, ya? Nyatanya bahkan orang yang rumahnya rapi pun kesulitan untuk menyimpan barang, menjaga kerapian tanpa harus membersihkan rumah tiap hari, dsb.

Saat baca buku ini saya berulang kali mbatin dalam hati "Eh iya juga ya" haha. Sebenernya kebanyakan statement Kondo di dalam buku ini kita semua udah tahu karena pengalaman sehari-hari, tapi seringnya kita nolak kalau itu bener, atau ga sadar. Contohnya kebiasaan nyimpen barang yang ga dibutuhin sehari-hari tapi kita pikir "ah mungkin suatu saat perlu" dan ketika tiba saatnya kita perlu barang itu, kita ga bisa menemukannya (lupa naroh, lupa kalau punya bahkan) dan beli baru. Nah, barang yang kesimpen itu jadi sampah diem-diem yang cuma nambahin kotor rumah aja. 

Ga lama setelah selesai saya langsung mulai declutter kamar di Solo, yang menghasilkan banyaknya barang masih bagus yang saya buang. Simply because it no longer sparks joy for me. Dan bener lho, Kondo cerita kalau banyak kliennya yang merasakan perubahan fisik seperti kulit jadi tambah bagus, badan enteng, nafas lancar dsb setelah berbenah dengan KonMari method. Bisa sih dijelasin secara ilmiah karena mereka ga lagi 'nimbun' barang yang berpotensi jadi tumpukan debu. Ditambah lagi mereka cuma dikelilingi barang-barang yang hanya memancarkan kebahagiaan untuk mereka.

Cocok juga buat kalian yang lagi restart, embark on new life, misalnya baru nikah dan mulai pindah rumah baru. Kuyakin setelah baca buku ini maka hidup baru kalian akan terasa berbeda.

2. Calm: Rileks, Fokus dan Ubahlah Duniamu (Michael Acton Smith)

Awalnya saya tertarik beli buku ini karena saya udah duluan sejak lama download aplikasi Calm di handphone. Kalau ga salah waktu itu saya tahu dari Instastory-nya Candice Kumai. Nah, masih dalam edisi lihat-lihat rak new arrival di Gramedia, akhirnya saya beli satu.


soft cover, Rp86.000,-

Menurut saya buku ini asyik untuk dibaca.

Kenapa asyik? Karena pemaparannya ga linier dari satu bab ke bab lain. Maksudnya, kalian bisa aja baca bab satu tanpa harus baca bab berikutnya, dan ga butuh fokus yang terlalu banyak. Istilahnya, bacaan ringan. Dan lagi ilustrasinya bagus-bagus banget!

Yang saya notice setelah selesai baca buku ini adalah, dia ga cantumin nomer halaman. Gatau kenapa ya, mungkin biar lebih 'playful' dan sesuai janjinya kita bisa baca kapan aja bagian mana aja tanpa harus terlalu serius. Dan di akhir bab saya baru tahu kalo ada dots di tiap halaman yang bisa dilipet, terus jadi origami berbentuk "Calm" deh. Penasaran kan?

Dalam buku ini ada delapan bagian: Alam, Tidur, Perjalanan, Hubungan, Pekerjaan, Anak-anak, Kreativitas, dan Makanan. Kalo kata mereka sih buku ini didesain supaya kita terbiasa menjalankan hidup dengan tenang, makanya pembahasannya juga tentang hal-hal yang dekat di kehidupan kita sehari-hari. Mereka juga menghimbau kita untuk rutin mempraktekkan meditasi dan nulis jurnal, yang jelas jadi to-do list daily saya untuk 2018.

3. Alkaline Living (Bettinna Delfs)

Okay I want to make confession, at first I was attracted because of the cover (Really?) Yess I am a sucker for good cover lol. Buku ini ada di rak kesehatan, kira-kira deketan sama bukunya Erikar Lebang dan Andang Gunawan dan teman-teman lain yang nulis tentang healthy lifestyle. Tapi setelah mulai baca saya jadi tertarik banget untuk menerapkan Alkaline Living.


soft cover, Rp200.000,-

Singkatnya, Alkaline Living itu gaya hidup untuk membuat tubuh lebih bersifat alkali daripada asam (acidic). Faktanya, penyakit lebih banyak dateng ke tubuh yang bersifat asam dan penelitian membuktikan kalo sel kanker bahkan ga bisa hidup di tubuh alkaline.

Di buku ini, Bettinna Delfs membagi pemaparannya dalam tiga hal besar: Eat, Move, Love. Bukan Eat, Pray, Love lho ya, kalo itu judul buku & film drama. Hehe.

Pertama kali baca kalo si ibu ini usianya 57 tahun aku kaya "Waw! Masih bagus banget badan dan kulitnya!". Dan ternyata menurut dia semua itu diraih karena pola hidup alkaline-nya yang ketat dia jalani. Nah, untuk makannya, dia menyarankan kita makan bahan-bahan yang tidak bersifat asam, mostly ada di sayuran hijau segar dengan perbandingan 70:30 untuk sayuran kacang kacangan dan karbohidrat serta protein. 

Untuk move atau gerak atau olahraga, dia menjelaskan pentingnya bergerak untuk menjaga tubuh tetap alkaline untuk memperlancar pernapasan, pengolahan gizi, pembakaran dan pembuangan. Dan di section Love dia jelasin gimana 'mind' atau pikiran dan perasaan kita mesti dijaga untuk menghasilkan raga dan jiwa yang sehat, karena ternyata meskipun kita olahraga dan makan sehat tapi kita ga berpikiran positif maka sia-sialah, penyakit akan tetap hinggap.

Kekurangan buku ini ada di transliterasinya, dan beberapa tulisan juga typo. Jadi kalo ada English version-nya mending beli yang english karena yang versi Bahasa Indonesia agak sulit dipahami. Tapi menurut saya lho, ya.

So thats it! Books I read to welcome 2018. Semoga bermanfaat buat kalian yang lagi mau baca buku baru, yah.



P.S: I thank my gewd friend, Arum and Mas Joko for the king monstera! If you are wondering where did I get these plants in Solo, go check their Instagram account: @pohondankebun


Comments

Popular Posts