A Weekend at Ystad



Memasuki minggu-minggu terakhir kuliah masuami, beliau jadi jarang ada di rumah. Kalau ga ke kampus, ke asrama, atau ke coffee shop ngerjain tugas atau hal lain yang memerlukan konsentrasi tinggi karena pasti susah kalau di rumah. Apartemen kami studio, dan ga ada kamar untuk dia kerja atau belajar sendiri. Dan setiap Ayahnya di rumah, Alyaka selalu kepo pengen manja-manjaan dan needy. Akhirnya kami putuskan kalau suami enakan di rumah setelah errands nya kelar, which berujung pada cuma ketemu malem hari aja, haha.

Minggu lalu, tiba-tiba saya pengen ke Ales Stenar di Ystad. Saya masak bestik sapi pagi itu untuk bekal berangkat, lalu siap-siapin semua kebutuhan Alyaka untuk pergi seharian. Satu jam setelah saya tiba-tiba kepengen berangkat, kami udah di stasiun Triangeln dan beli tiket ke Ystad, woo-hoo!



Tips ngirit 01: Pastikan perut kenyang dengan bawa bekal dari rumah yang bisa disantap di kereta.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih sejam, sampai Ystad kami turun karena stasiun pemberhentian terakhir, lalu... 

Krik Krik. 

Ga ada bus ke Ales Stenar di hari Minggu itu. Oke, cari tujuan lain di Ystad, oh ada ni Djurpark Zoo. 

Krik Krik.

Ga ada juga bus ke sana untuk hari Minggu itu. Ternyata eh ternyata di off season seperti ini, bus pas weekend ga ada yang menuju tempat wisata, ha! Ini semua karena planning yang serba mendadak dan impulsif aja... Jadi inget pepatah 'If you failed to plan, you plan to failed'. BENER BANGET.

Tapi marilah menikmati weekend dengan santai dan tanpa beban (apasih?!). Di depan stasiun ternyata ada Ystad Touristbyra, atau kaya pusat informasi buat turis gitu. Kami cari-cari informasi dan memutuskan buat pergi ke museum cinematic, Ystad Abbey dan having fika di cafe pinggir laut.


Perjalanan ke Cineteket Film Museum memakan waktu cuma 10 menit, naik bus no.2 jurusan Regementet. Dan ternyata sesampainya di museum itu...

Krik krik.

Museumnya udah tutup per Oktober 2017, which baru seminggu yang lalu. HA! Saya dan masuami sampe geleng-geleng. Sverige kaya ga rela ada yang mau farewell trip, atau karena semesta ga mendukung, jadinya perjalanan kami ini banyak zonk-nya. Mungkin biar suatu saat beneran bisa balik ke sini lagi, Aamiin...

Akhirnya kami cuma jalan-jalan ke Ystad Greyfiars Abbey aja. Kami cuma jalan-jalan muterin kota tua kecil itu dan ga masuk ke dalam museum/ monastery nya. Sempet lihat bebek berenang-renang di sore yang syahdu itu.


Overall, memang ga banyak yang bisa dilihat atau dikunjungi di Ystad kalau ga lagi summer. Tapi, kota ini ambiancenya beda banget sama kota besar lain. Tenang, kalem, dan cocok banget buat yang ga suka sama keramaian. 

I really wish I can go back here one day. Aamiin.

Comments

Popular Posts