Córdoba: A Harmonious Combi


Tanpa ekspektasi berlebih, saya sampai di kota Andalusia kedua kami, Córdoba. Ternyata, kota ini memberikan banyak sekali cerita yang ga mungkin saya lupakan. Dapet wine halal (bukan halal sih lebih tepatnya 0% alcohol haha), hampir makan daging babi saat pesan makanan khas sini, pertama kali lihat pernikahan sesama jenis, ngerasain tinggal di hostel dengan banyak pegawai muda multi-ras: ada yang dari Mexico, Italia, Korea, dan local Córdoba; dan tentu saja yang paling bikin haru, bisa berdiri dan melihat langsung mihrab di Mezquita.. saksi bisu kejayaan Islam masa lampau di Spanyol.


- -

3 Agustus 2017
Kami sampai di Córdoba sekitar jam 6 sore. Kami cek lokasi hotel di google maps, sebenernya ga terlalu jauh tapi karena udah capek banget kami putuskan untuk naik taksi dari terminal bus ke hostel kami di Córdoba: Cordóba Bed & Be. Ga sampai 15 menit naik taksi, kami diturunkan di sebuah jalan dan harus melanjutkan jalan kaki ke hostel.

Sampai di hostel, ternyata pegawai-pegawainya masih pada muda-muda lho! Dan ternyata mereka di sana sebagai 'volunteer', sambil kerja sambil traveling dan sambil numpang hidup, ada yang beberapa minggu ada yang sampai sebulan. Seru banget.

Kami langsung ke kamar di lantai 2. Total ada 4 lantai dan cuma sekitar 3-4 kamar per lantai, dan ada dua kamar mandi di tiap lantainya. Ada juga dapur dan common room untuk bersantai bareng tamu-tamu lain. Malam itu kami semua tidur cepet karena harus bersiap-siap ikut tour guide keesokan harinya.


- -

4 Agustus 2017
Pagi-pagi sekitar jam 10.00, kami sarapan di hotel dan langsung ikut free tour guide. Kami berkumpul di Plaza de Las Tendillas, hanya 5 menit berjalan kaki dari hostel. Guide kami hari itu bernama sama dengan saya, Tania, seorang mahasiswi yang nyambi jadi guide. Saya lupa rute yang kami lewati hari itu, tapi sedikit-sedikit tahu kemana saja kami dibawa muter selama 3 jam. P.S: Bawa stroller emang ga mudah banget tapi bisa, kok. Dan di banyak tempat meskipun ga ada jalur untuk push chair/ stroller, tangganya engga banyak. So mending bawa stroller aja daripada harus gendong anak karena panas kan pasti gerah. Jangan lupa air minum!

- Mezquita: The Mosque-Cathedral of Cárdoba. Kami sampai di Mezquita di tengah perjalanan siang itu, tapi hanya singgah sebentar di luar. Cerita tentang Mezquita di hari berikutnya saat kami masuk ke dalam.
- The Alcázar: Castle of the Christian Monarch.
- Salah satu Patio di tengah kota. Patio biasanya dibangun di bagian depan rumah, dan berfungsi sebagai tempat berwudhu bagi muslim. Namun sekarang patio juga berfungsi sebagai pendingin rumah saat panas luar biasa, bunyi gemericik air juga dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan.



Patio yang kami kunjungi. Bahkan di kota ini setahun sekali diadakan festival Patio lho. 
Para pemilik rumah dengan patio berlomba mendekor bagian depan rumahnya seciamik mungkin.

- Monument to Maimónides
- Claudio Marcello Street; saat kami ke sana lagi ada pembangunan dan perbaikan jalan.
- Plaza de la Corredera
- The Portillo Gate: Pintu masuk ke kawasan muslim. Di sini Tania bercerita gimana muslim jaman dahulu mendirikan rumah deket-deketan dengan dinding yang tinggi, mengingatkan saya dengan rumah di Laweyan, Solo. Untuk menangkal panas, karena Córdoba termasuk daerah dengan temperatur paling tinggi di Eropa, maka jendela-jendela di perkampungan muslim ini ditutup dengan semacam tirai yang sangat berat dari rotan yang disiram air secara berkala. Nah, air itu tadi membuat angin yang berhembus masuk menjadi lebih sejuk, dan otomatis lebih teduh karena tertutup.

Dan banyaaak tempat lain selama 3 jam jalan kami mengunjungi banyak tempat menarik di sini. Cordoba terkenal akan perpaduan budaya Arab, Roman dan Jewish dan semua tourist attraction biasanya dibagi per kategori dan daerah dari ketiga budaya itu. Di Cordoba, semuanya campur jadi satu jadi kalo kalian bener-bener mau ngerasain perpaduan budaya mereka maka Cordoba ini kota yang sangat sangat cocok.



Shopping street di pusat kota

Selesai ikut tour guide, kami tanya ke Tania dimana tempat lunch yang recommended di sekitar pemberhentian terakhir kami, Séneca Statue di Puerta del Almodóvar. Tentunya yang enak dan child-friendly dong. Ternyata ga jauh dari situ, hanya sekitar 10 menit jalan kaki kami sampai di Mercado Victoria, berlokasi di Jardines de la Victoria, tepat di jantung kota. Mercado Victoria ini seperti foodcourt dimana ada banyak tenantnya gitu, dari mulai seafood, vegan food, moroccan food dll. Jangan takut kepanasan karena indoor dan cozy juga tempatnya. Kami pesan seafood platter di salah satu tenant (lupa namanya), dan pesan makanan Maroko juga. Menariknya, si tenant Maroko ini baru buka beberapa minggu dan masih dalam rangka promosiin Halal Food-nya, maka dia minta tolong saya buat jadi model terus difoto lagi pesan makanan gitu haha. Saya sih seneng-seneng aja, terus kami dikasi kudapan manis for free. Setelah ngobrol-ngobrol sama dia, dia juga cerita kalo lagi nyoba bikin wine 0% alcohol! Eh ujung-ujungnya kami dikasi gratis juga satu botol. Ada-ada aja...



Setelah selesai makan, kami balik ke hotel jalan kaki di cuaca yang super terik itu. Kami mampir di salah satu pusat perbelanjaan untuk beli charger kamera Mas Haf yang rusak. Abis itu kami balik ke hotel dan leyeh-leyeh aja sampe sore karena cape dan kepanasan hahaha

Setelah makan malam sekitar jam 18.00, kami jalan-jalan ke bagian selatan Córdoba, ke Puente Romano atau Roman Bridge. Salah satu alasan kenapa ngebet kesini adalah, tempat ini jadi salah satu lokasi syuting Game of Thrones, Long Bridge di mana Tyrion & Varys kerap ngobrol! Kami di sini lumayan lama, sekalian iseng motretin Alyaka sambil nunggu sunset. Indah banget pemandangannya saat senja apalagi dapet sunset-nya.



Di ujung jembatan ini ada Torre de la Callahora, atau Calahora Tower. Di dalamnya ada museum Vivo Al Andalus.





Long Bridge berdiri megah di atas sungai Guadalquivir

Di jalan balik, kami mampir di Plaza de las Tendillas dan Alyaka main air bentar sampe basah kuyup, untung ga jauh dari hotel. Kami balik ke hotel sekitar jam 21.00 malam dan langsung istirahat.



Suasana malam di sekitar Mezquita.

✤ -

5 Agustus 2017
Kami bangun pagi mau ke Mezquita, dapet info dari orang hostel kalau datang sebelum jam 09.00 free entry. Kami sampai di sana jam 09.00 kurang, ternyata udah ga bisa dan langsung mulai antri tiket dan ga lupa juga sewa audio guide.
Mezquita, atau Mosque-Cathedral, adalah salah satu main attraction di Córdoba dan merupakan World Heritage Sites sejak tahun 1984. Disini kita bisa lihat style Omeyan, Gothic, Renaissance, Baroque dan Christian berevolusi di satu tempat. Saat musim berkuasa di Spanyol, Córdoba menjadi ibukota di bawah dinasti Umayyah. Ga lama setelah penaklukan kembali oleh kaum Kristen, Mezquita beralih fungsi jadi katedral. Uniknya, mihrab di masjid ini mengarah ke Selatan, padahal kalau dirunut harusnya ke arah Tenggara menghadap kakbah dari Spanyol. Hal ini membuat para jemaah harus miring agak ke kiri saat shalat.



Bell Tower dari luar kompleks Mezquita



Mihrab di dalam Mezquita. Meskipun telah beralih menjadi katedral namun arsitektur peninggalan sebelumnya tetap dipertahankan. 
Kaligrafi-kaligrafi arab menghiasi dinding bagian mihrab ini.



Setelah hampir dua jam muterin Mezquita, kami lanjut makan siang. Kami pengen banget nyobain salmorejo, makanan khas Córdoba. Berhentilah kami di salah satu resto yang jual salmorejo ga jauh dari Mezquita dan pesan satu porsi. Mesti ati-ati yaa pastiin lagi kalau kalian muslim, bahwa salmorejo yang kira-kira kaya hummus itu ga pake daging babi karena biasanya disajikan dengan roti, dan ditaburi potongan daging babi dan telur.



Selesai makan siang, kami lanjut ke Museum Vivo Al Andalus di ujung Roman Bridge. Museum ini bagus banget! Selain displaynya yang rapi, tempatnya masih bersih dan canggih banget. Kita dikasi audio guide for free, terus setiap masuk ke satu ruangan nanti audio guidenya integrated nge-link sama eksibisi di ruangan itu dan jadi penyajian yang teatrikal dan ngalir kaya denger orang cerita langsung ke kita. Di sini kita bisa lihat sejarah Córdoba, perkembangan budaya di sini, penemuan-penemuan hebat jaman dulu, ilmuwan, agamawan, basically everything about the city. 

Selesai di museum Vivo Al Andalus, kami balik ke hotel dan ambil barang karena mesti ngelanjutin perjalanan kami ke Málaga. Dari hotel kami jalan kaki ke halte bus sekitar 15 menit, dan selesai lah petualangan kami di Córdoba selama 2 hari ini.

Menurut saya, Córdoba ini lebih family friendly daripada dua kota Andalusia yang kami kunjungi sebelumnya. Pertama, jalanan ga banyak yang nanjak atau bertangga, hampir semuanya datar. Kedua, kemana-mana dekat, relatif masih  di walking distance kami jadi ga gampang capek atau harus naik kendaraan umum lagi. Yang saya suka, begitu kami nyampe dan minta city guide ke orang hostel, brosurnya lengkap dan informatif banget! Bahkan mereka ngasi titik-titik di mana kita bisa refill botol air minum, shopping center, pembagian 'must visit place' yang dikategorikan dengan sangat baik, tapi semuanya bisa dikemas dengan bahasa yang ringan, mudah dipahami dan kerasa banget kalau disusun oleh locals. Di brosur city guide yang mungil itu, mereka bahkan masih sempet jelasin sapaan khas Córdoba, brief history dari tiap museum, art gallery, makanan khas dan lain-lain. Pokoknya, perpaduan histori dan masa kini; Jewish Roman dan Moslem; old and young; this and that; membuat sebuah kombinasi yang harmonis di kota kecil bernama Córdoba ini. Suka!

most photos are taken by mas @hafidznovalsyah

Comments

Popular Posts