Menyederhanakan Hidup
Seringkali saat saya melihat ke dunia empat dimensi di sekitar saya (by sekitar i mean social media, koran, majalah atau televisi) saya mendapatkan kesan bahwa banyak orang tidak memiliki keterampilan menyederhanakan hidup. Mungkin ini yang bikin banyak orang menyimpan penyakit iri, bersaing terus-menerus, never feel content, dan boros.
Saat ini saya sedang membaca buku tulisan Desi Anwar, one of women in Indonesia whom I think is cool. Literally cool. Judulnya Hidup Sederhana. Di dalam buku ini Desi menuliskan banyak sekali hal remeh-temeh yang dapat kita lakukan sehari-hari untuk membuat hidup ini lebih berwarna, bahagia, dan tentunya sederhana. Buku ini menjadi favorit saya untuk menemani Alyaka tidur, dan enaknya setiap chapter bisa diselesaikan tanpa harus mengingat apa yang sudah dibahas di chapter sebelumnya. Buku ini semacam bacaan yang bisa dibaca di bagian mana saja kapanpun pikiran dan jiwa kita butuh dicharge. Otomatis ini buku hampir saya bawa kemana pun saya pergi dan mostly nongkrong di kasur dan nakas samping tempat tidur. It's better and harmless to nurse your baby with reading a book instead of playing with your smartphone. Apalagi saya menerapkan minimum screen time untuk Alyaka dan diri saya sendiri.
Hidup bahagia itu bisa dimulai dengan hidup yang sederhana. Saya ga membahas sederhana melulu dalam artian spent less and save more, meskipun itu adalah definisi yang lazim dimengerti oleh banyak orang.
Hidup sederhana itu ya yang ga rumit, beberapa hal bisa dilakukan dengan cara yang simpel, selama kita selalu memberi makna dalam setiap hal yang kita lakukan. Coba untuk slow down dan mulai melakukan segalanya perlahan, penuh makna, dan penuh syukur...
Selamat belajar menyederhanakan hidup :)
Comments
Post a Comment