Letters to Juliet

Bagi siapa saja yang mengenal saya secara dekat, pasti tahu kalo saya jarang nonton film romantis unyu-unyu. Film favorit saya itu film kolosal, kaya Lord of the Rings, 300, Clash ofthe Titans, Alexander; film-film 'mikir'  kaya the Godfather (favorit satu keluarga tuh!) Memoirs of Geisha; sampe film animasi dari mulai Shrek, Toy story, ataupun megamind.

KENAPA?
Simply because I dislike them heheh. Gatau kenapa menurut saya film romantis bisa terlalu melambungkan ekspektasi penonton - kalau cinta sejati itu ada, dekat- dan cowok SEMPURNA itu patennya udah kaya gitu. Baik, romantis, ga neko-neko, selalu ada buat kita dan lain lain dan lain lain. Tolong dong, cowok ky gitu cuma ada di Film. Mentok ada sih di dunia nyata, tapi kadar ke-unyu-annya bakalan ilang menginjak tahun ketiga pacaran (yakalee malah curhat, Sony ga romantis tapi yang penting setia heeheh *hug*)

Film-film kaya a walk to remember, the notebook, jujur aja saya belom pernah nonton. Engga tau kenapa tapi ga kepengen aja. Dan fim Twilight itu adalah contoh jelas dari daftar film yang masuk ke C-list film hollywood versi saya yang JELAS banget adegan unyu-nya bikin hoek.

Tapi gatau kenapa akhir-akhir ini, malah jadi tertarik... Mungkin kehidupan saya udah mulai ruwet jadi butuh yang manis-manis biar balance ya. Masa iya udah stress kuliah masih harus nonton orang bunuh-bunuhan atau perang-perangan. Jadilah kemaren saya -seperti dihipnotis- minjem film yang dari judul dan covernya aja udah keliatan kalo tentang cinta-cintaan.


Okay and it's unexpectedly good! Ceritanya dimulai dari Sophie (Amanda Seyfried) yang mau bulan-madu pranikah sama tunangannya ke Verona, Italia. Disana dia liat banyak cewek putus cinta yang nulis surat terus ditempel di dinding rumah yang konon menginspirasi Shakespeare untuk bikin adegan legendaris di balkon antara Romeo dan Juliet. si Sophie akhirnya nemu surat yang udah ditulis 50 tahun lalu dan ternyata dari Claire, yang harus ninggalin cinta pertamanya karena paksaan orangtua. And so so,and so so nonton sendiri yah biar penasaran :p

Moral Values yang bisa saya dapetin dari film ini adalah sebagai berikut:
  1. Melakukan perbuatan kecil apapun -seperti mbales surat yang kalian tau udah kadaluwarsa- kadang sangat berpengaruh buat kehidupan kita maupun orang lain. Siapa yang ngerti kalo surat Sophie buat Claire ternyata bener-bener bisa bikin kehidupan dua orang itu berubah secara drastis? Percaya apapun yang kita lakukan -baik ataupun buruk- adalah apa yang kita tanam, dan suatu saat kita akan menerima balasan yang setimpal. Jadi, usahakan selalu positive dalam segala hal biar yang balik ke kita adalah hal-hal positif juga.
  2. Life is always about choice, so choose wisely. Saya orangnya ga easy-going kalo urusan pilihan. Kadang bisa dipikir banget sampe ga tenang karena sering parno sendiri. "aduh, kalo gini ntar gini. Kalo gitu ntar gitu." tapi film ini ngajarin kita untuk milih lewat hati. Milih pake hati. *ceilah* rasional sih perlu tapi ndengerin kemauan diri kita sendiri kadang sama pentingnya.

Scene favorit saya yaitu waktu Claire bacain surat balesannya Sophie di depan semua tamu undangan. Percaya enggak kata-katanya memorable banget dan pas denger aku kaya "OOH".

‘What’ and ‘If’ are two words as non-threatening as words can be, but put them side by side and they have the power to haunt you for the rest of your life. ‘What if?’ ”   I don’t know how your story ended but if what you felt then was true love, then it’s never too late. If it was true then, why wouldn’t it be true now? You need only the courage to follow your heart. I don’t know what a love like Juliet’s feels like - love to leave loved ones for, love to cross oceans for but I’d like to believe if I ever were to feel it, that I will have the courage to seize it. And, Claire, if you didn’t, I hope one day that you will.

Sophie’s Letter to Claire.




Dan satu lagi untuk membuka mata bahwa kota cinta itu ga cuma Paris, Paris, dan Paris! Selamat menonton.
Adios, besos! Grazie~


Comments

Popular Posts